KHITAN MENURUT MAZHAB MALIKIYYAH

الختان: هو إزالة الجلدة الموجودة على رأس الذكر ، وهو من سنن الفطرة المباركة الواردة في الشرع ، وله فوائده الصحية الكثيرة، فمنها: أنه يقلل من أسباب الإصابة بمرض السرطان الخبيث، ويقلل من سلس البول الليلي الذي يكثر عند الأطفال، إلى جانب أنه يجنب الطفل كثرة العبث بأعضائه التناسلية، إذ أن هذه الجلدة إذا لم تقطع تثير الأعصاب التناسلية وتدعو إلى حكها ومداعبتها. ولا داعي للختان إذا ولد الصبي مختوناً . كما أنه ليس للختان سنة في عمل حفل أو جمع الناس وإنفاق الأموال
أما موعد الختان فقد اختلف فيه العلماء، فكرهه بعضهم في اليوم السابع، مخالفة لليهود، وعند المالكية يكون الختان عند أمر الصبي بالصلاة، أي ما بين السابعة إلى العاشرة من عمره ، وقد نقل أن السلف كانوا يختنون أولادهم حين يراهقون البلوغ ، والأمر في الختان واسع فلو عمله يوم السابع أو بعده، أو قبل البلوغ فلا بأس إنما المهم في الأمر أن لا يبلغ الولد إلا وقد ختن ، وقد رجح بعض العلماء أن يعمل الختان في الأيام الأولى من عمر الصبي أفضل، وذلك لسهولته عليه، وسرعة شفاء جرحه


Khitan adalah menghilangkan kulit yang terdapat di kepala zakar. Khitan hukumnya sunnah, khitan bermanfaat bagi kesehatan. Diantara manfaatnya adalah mencegah kanker, mengompol, dan menghindarkan anak dari mempermainkan kelamin. Apabila kulup tidak dipotong dapat mempengaruhi syaraf-syaraf kelamin, yang mendorong anak untuk mempermainkannya. Tidak perlu dikhitan anak yang terlahir sudah dikhitan. Dan bukan merupakan Sunnah mengadakan hajatan atau pesta pada waktu khitan.
Mengenai waktu pelaksanaan khitan terdapat perbedaan pendapat diantara para ulama. Sebagian berpendapat bahwa makruh hukumnya melaksanakan khitan pada hari ketujuh dari kelahiran bayi. Menurut mazhab Maliki, khitan dilakukan pada saat anak mulai disuruh shalat yaitu pada usia 7 – 9 tahun. Sebagian ulama salaf berpendapat bahwa sebaiknya mengkhitankan anak pada saat menjelang balig. Masalah waktu khitan tidak ada ketentuan yang secara tegas mengatur waktu pelaksanaannya. Oleh karena itu, ayah dapat melakukan khitan pada hari ketujuh atau sesudahnya, bahkan boleh juga sebelum balig. Yang harus menjadi pedoman bagi ayah bahwa ketika anak balig maka ia harus sudah dikhitan. Sebagian ulama memperbolehkan mengkhitan pada hari-hari pertama anak dilahirkan. Hal ini dilakukan untuk mempercepat proses penyembuhan. 















   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar